Header Ads

Header Ads

Pusat Studi Peace Promotion Ipmafa Pati Beri Pelatihan Nilai Perdamaian


Hingga saat ini, kasus kekerasan yang berlatar belakang isu SARA masih menjadi tantangan bagi masa depan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kasus kekerasan yang sering terjadi di tengah masyarakat menunjukkan meningkatnya paham radikalisme agama yang dibarengi dengan meningkatnya aksi terror di beberapa daerah.

Kenyataan ini secara umum adalah konflik turunan yang diturunkan oleh generasi sebelumnya ke generasi berikutnya, sehingga mata rantai konflik tersebut tidak dapat terputus begitu saja. Diketahui bahwa hanya sekitar 10% konflik yang terjadi merupakan konflik yang dikategorikan konflik baru. Hal inilah yang kemudian menjadikan konflik bermutasi dari generasi ke generasi. Untuk mengatasi konflik tersebut, tidak jarang justru memunculkan kekerasan baru yang berkepanjangan.

Adanya keprihatinan inilah yang melatarbelakangi diselengarakannya Training Perdamaian yang dimotori oleh Pusat Studi Peace Promotion Institute Pesantren Mathaliul Falah (IPMAFA) Pati pada tanggal 29 Februari sampai 2 Maret 2016. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan dapat memutus mata rantai kekerasan dengan memberi pemahaman nilai-nilai perdamaian melalui pelatihan-pelatihan yang bertujuan untuk membangun generasi baru yang cinta damai.

Pelatihan yang berlangsung selama tiga hari ini dipandu langsung oleh fasilitator dari Peace Generation Indonesia, Kamilia Hamidah yang sekaligus menjabat Direktur Pusat Studi Peace Promotion Ipmafa. Pelatihan diikuti perwakilan dari guru, lembaga pesantren dan para mahasiswa anggota Pusat Studi Peace Promotion Ipmafa

Selama pelatihan tersebut, peserta diberi pembekalan yang berisi pendidikan nilai dasar perdamaian untuk para guru dan calon fasilitator perdamaian masa depan. Pembekelan nilai ini meliputi 12 nilai perdamaian yang menjadi prinsip pergerakan cinta damai. Dengan demikian, setelah pelatihan ini para alumni training dapat mengajarkan dan menyebarkan nilai-nilai perdamaian di komunitasnya masing-masing.

Model pelatihan dikemas dengan metode pembelajaran interaktif meliputi simulasi nilai perdamaian dengan pembelajaran micro teaching yang menantang kreatifitas para peserta. Pembelajaran juga disertai permainan-permainan interaktif sebagai pengejawantahan dari nilai yang diajarkan.
Kesan yang muncul dari para peserta menunjukkan semangat dan antusiasnya selama mengikuti pelatihan. “Senang sekali dapat ikut pelatihan ini sehingga saya bisa belajar bersama-sama. Setelah ini, saya berharap dapat melaksanakan nilai-nilai perdamaian demi kehidupan saya sehari-hari, menyampaikan pelatihan ini kepada siswa-siswa kami”. Ujar Hindriyah, seorang guru SMK di Margoyoso Pati. “Saya merasa amazing berkumpul dengan orang-orang yang mempunyai jiwa kepedulian sosial yang tinggi. Setelah mengikuti acara ini saya akan berusaha mengembangkan dua belas nilai ini di pesantren” tutur Karina Harjanti, delegasi dari pondok Pesantren Maslakul Huda Pati.

 “Kedepan kita ingin membuat gerakan mencetak sebanyak mungkin agen-agen perdamaian yang bisa menularkan virus perdamaian di lingkungannya masing-masing. Karena misi perdamaian inilah, kita dari Pusat Studi Peace Promotion membuka diri untuk bersinergi dengan semua pihak dalam memberikan pelatihan nilai dasar perdamaian pada pihak manapun yang konsen pada gerakan perdamaian” tegas Kamilia. 

Pelatihan nilai dasar perdamaian ini akan  rutin diaadakan oleh Pusat Studi Peace Promotion yang akan dikemas dalam berbagai bentuk jenis kegiatan. Hal ini untuk menanamkan nilai-nilai dasar perdamaian agar semakin banyak agen perdamaian yang dapat menyebarkan perdamaian di masyarakat.